Lagi-lagi dikasih mimpi absurd banget. Kayaknya gara-gara ketiduran terus blm sholat Isya :(
Jadi di mimpi gue kali ini, gue lagi jalan-jalan ke puncak bareng 3 kakak kelas gue (Deny, Bahir dan Ratih-padahal siapa juga gak kenal). Pada saat sampai di pintu masuk, seluruh barang berharga harus dititipkan kecuali handphone dan dompet. Setelah berjalan untuk mencari penginapan, semua penginapan penuh dan tidak ada satu pun yang tempat yang bisa diminta untuk menumpang tidur. Kemudian kami melihat ada seseorang yang sedang menghangatkan arang lalu menaruh kayu di atasnya untuk tidur. Akhirnya kami melakukan hal yang sama. Saat sedang tidur terlelap, tiba-tiba semua orang berhamburan keluar dari tempat wisata tersebut dengan berteriak
"Lari! akan ada bencana!".
Tanpa tahu akan ada bencana apa, Saya dan Kak Ratih bangun dan melihat Deny dan Bahir telah pergi dan membawa mobil bersama mereka. Akhirnya tinggal kami berdua. Tanpa sempat marah dengan mereka, kami pun ikut pergi keluar dari tempat wisata. Sambil tergesa-gesa mengikuti rombongan orang keluar, terlihat semua penginapan yang tadinya penuh sudah dipasang tulisan 'DIJUAL' semua, seakan-akan tidak mau meninggalkan hartanya tanpa jaminan. Saat sudah sampai di gerbang pintu masuk, Kak Ratih ingat bahwa laptopnya dititipkan di tempat penitipan sementara kartu untuk menukar barangnya tertinggal di mobil. Alhasil laptopnya tidak bisa di ambil. Lalu Kak Ratih berkata kepadaku
"duluan aja Ran, aku mau urus dulu laptopku karena kalau tidak dibawa aku tidak bisa kerja."
Aku sempat bimbang sesaat tapi aku teringat keluarga di rumah pasti khawatir apabila aku tidak mengabari terlalu lama karna aku yakin mereka akan melihat berita bencana ini di TV. Aku pun pergi namun kebingungan harus mengendarai apa.
Ditengah hiruk-pikuk manusia berlarian, aku melihat ada ibu yang menggendong balita menaiki motor hendak parkir dengan tenang. Maka aku bertanya kepada ibu itu apakah akan pergi keluar dari tempat ini? maka ibu itu berkata "iya", aku pun menanyakan apa aku boleh ikut bersamanya, dan dia mengangguk. Saat itu aku sangat bersyukur, justru malah orang yang sama sekali tidak aku kenal rela membantu, sementara teman yang aku kenal justru meninggalkan disaat sulit.
Perjalanan mimpiku tidak sampai di situ saja. saat kami sedang dalam perjalanan, perjalanan kami harus terhenti karena tiba-tiba ada serbuan belalang terbang. Kami pun berteduh di tempat yang aman di dekat rumah warga. Sambil berbincang dengan peneduh lain, kami menemukan ada satu belalang yang tertinggal ternyata karena kelelahan atau hampir mati karena warnanya sangat pucat. Setelah memperhatikan lebih seksama, ternyata kaki belakang belalang tersebut patah dan kami pikir tidak ada harapan untuk binatang tersebut melanjutkan perjalanan.
Selang beberapa waktu saat kerumunan belalang sudah akan pergi, kami melihat air disekitar rumah warga termasuk parit menjadi jernih dan kebiruan, seperti Allah mengirimkan belalang untuk membuat air menjadi jernih. Masya Allah. Kemudian kami mencoba memberi minum belalang tersebut dengan air yang jernih tadi. Ternyata perlahan warna belalang yang tadinya pucat menjadi cerah dan dia mampu berdiri walaupun hanya dengan kaki depan. Kami pun meninggalkannya di tanah agar dia bisa bergabung dengan kawanannya yang lain. Melihat kelegaan tersebut. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan dan sampai ke rumah.